Dinner At Lawang Wangi
Sebenarnya saya sudah lama pengen pergi ke Lawang Wangi, cause it recomended. Dan liat venue nya yang ok (setelah riset bersama mbah google), akhirnya tercapai juga jalan kesana. Sore itu, kami (saya dan suami) berangkat dengan motor kesayangan. Ngga bisa dibilang sore juga sih berangkatnya, soalnya udah jam 17.30... bisa dibilang mau maghrib malah. Berhubung menunggu hujan mereda, jadilah sore teuing berangkatnya. Baik saya dan suami juga sama-sama ngga tahu lokasi nya dimana, kami hanya berpatokan dengan alamat hasil searching di web Jl. Dago Giri No.99A, Mekarwangi, Jawa Barat 40135, Indonesia dan bercuap-cuap ria nanya ke orang sekitar. Dan akhirnya kami sampai juga. Huft..
Perjalanan
menuju cafe yang satu ini lumayan bikin deg-degan, terlebih perginya
saat hari mulai gelap. Rute hingga melewati terminal Dago, di persimpangan ambil jalur menurun
dan melewati jembatan dengan sungai dibawahnya. Itu baru permulaan, masih belum apa-apa dibandingkan jalan yang kami lalui berikutnya. Jalan mulai menanjak, dan tanjakan ini terus berlanjut
hingga ke lokasi, jalan yang dilalui juga banyak bolongnya dan sempit, susah untuk dilalui dua mobil dari arah ayng berlawanan. Dan jalannya
ini, melewati hutan dan semak belukar di sisi-sisinya. Sampai-samapai kami hampir
putus asa, dalam hati itu udah bertanya-tanya kapan nyampenya. -.-"
Dan alhamdulillah
sampai juga, untuk menuju parkiran motor suamiku kembali diuji kemampuannya dalam menanjak jalan. Makanya pas saat sudah di parkiran dan turun dari motor, kami sepakat pulangnya aku nunggu dibawah dulu dan kalo kesini lagi
datangnya siang hari aja.
Selesai berkemas diri di parkiran (helm dibuka,ngaca, sisiran dan lain-lain), kami bearnjak. Sekilas tampak bangunan tinggi di tanah yang tinggi dan kami harus menanjak lagi, kali ini dengan kaki. Bangunannya oke dengan kaca-kaca besar pengganti dindingnya, sangat arsitektur dan udaranya dingin sekaliiii...
Selesai berkemas diri di parkiran (helm dibuka,ngaca, sisiran dan lain-lain), kami bearnjak. Sekilas tampak bangunan tinggi di tanah yang tinggi dan kami harus menanjak lagi, kali ini dengan kaki. Bangunannya oke dengan kaca-kaca besar pengganti dindingnya, sangat arsitektur dan udaranya dingin sekaliiii...
Buru-buru
kami masuk ke dalam, yang pertama kali dilihat adalah karya-karya
artistiknya yang bagus banget. Waktu itu karya yang terlihat pertama
kali di pintu masuk adalah kubik raksasa di sisi kanan dan lukisan besar
yang dibuat dari kalimat-kalimat jawa kuno. Di seberang ada pameran
lukisan lagi, beberapa patung, dan diujungnya ada toko baju segala.
Absolutely Great!
Sempat
bingung ini dimana kafenya? Untungnya ada papan arah yang menunjukkan
lokasi kafe di lantai 2, ok kali ini giliran lutut kami yang menekuk di
tangga. kami disambut gantugan lampu yang dirangkai dari ratusan
kancing-kancing merah dan lukisan dan juga patung setengah badan. Di
pintu kanan, seorang waiter pun menanti, memberi kami buku menu dengan
ramahnya dan mengantar ke dalam. Nuansa kafe ini sangat kental dengan
yang namanya tema industrialis, berbalut beberapa karya seni membuat
kafe ini unik. Pemisah antar ruang menggunakan kaca, bahkan pembatas
dengan luar gedung pun menggunakan kaca, tak heran kafe ini terasa
luas.. Meskipun industrialis, namun sofa-sofa yang bewarna-warni
menjadikan kafe ini terasa hangat. Kami memilih tempat di sudut kiri
ruangan, dekat dengan view Bandung yang menembus kaca. Satu kalimat
untuk ini, Beautiful and Romantic.
Segera
menu dibuka, sama dengan kafe-kafe lainnya, untuk menu tidak jauh
berbeda. Makanan khas Indonesia dan Western disediakan disini. Varian
menu nya tidak terlalu banyak, apalagi di bagian desertnya, tapi
gambarnya menggugah selera. Disini range harga menunya sekitaran
30k-80k. Setelah celingak-celinguk bolak-balik menu, akhirnya saya
memilih Aglio Olio Beef(kalo ngga salah itu namanya) dan sang suami
memilih Lasagna, dan Banana with cheese bla bla bla(intinya ini tuh
pisang bakar berbalut coklat dan keju) untuk desert(karena yakin main
course ini tidak akan mampu mengenyangkan kami yang lelah di perjalanan
dan udara dinginnya, brr...). Untuk minum, hot lemon tea dan milkshake
strawberry jadi pilihan kami. Ngga perlu nunggu beberapa lama pesanan
pun dihidangkan.
Awalnya
kaget liat pesanan hot lemon tea nya malah air putih biasa, eh ternyata
disampingnya sudah disiapkan teh, gula, dan 2 buah potongan lemon. Oh
ternyata teh nya kita yang racik sendiri.. okelah kalo begitu. Si aglio
olio bersama lasagna pun datang juga, segera kita saling mencicipi main
course masing-masing. Untuk lasagna yang dipesan suamiku rasanya telah
di indonesia-kan( kalo bisa blang begitu), tasty banget, berbeda dengan
lasagna aslinya yang cenderung flat soal rasa. Untuk aglio nya sendiri
agak sedikit mengecewakan, dingin.. apalagi beefnya. Soal rasa tetap
enak, namun diujung hidangan, beef terakhirnya itu terlalu matang
sehingga sedikit gosong dan meninggalkan rasa pahit. Yah, but still good
lah.
Selesai
makan, kami keluar menikmati view indah kota Bandung. Dingin jelas,
terlihat kabut putih diantara pepohonan sekitar yang makin menambah
sensasi dingin. Meski begitu tapi baguuus banget.
Tak
berapa lama, kami pun beranjak pulang dan sekali lagi melihat art galeri di
lantai 1. Tapi kami tak bisa berlama-lama karena udara yang dingin dan gerimis pula. Padahal diluar bangunan masih ada objek-objek seni lainnya. Yah... moga lain kali kami bisa berkunjung lagi, dan yang penting di siang hari biar enak foto-foto dan keliling-kelilingnya. Dan ketika sudah terwujud, saya akan kembali menulisnya di blog ini. Hehehe
Comments
Post a Comment